Merindu Purnama
Malam menggamit purnama
Memeluknya
Menghalangi pandangku
Padahal rinduku bukan kepalang.
Puisi Cinta Buat Yang Tak Lagi Dicinta
Tak ada lagi yang bisa kubilang
Selain salam perpisahan.
Aku mencintaimu
Sayangnya kau tak berharga untuk dipertahankan.
Pesonamu tak lagi sekuat dulu
Padahal hanya itu yang tersisa.
Selain ego ego kita nan juara.
Jadi,..
Selamat mengenang masa lalu..
Bersamaku..
Selamat menyambut masa depan..
Tanpaku.
Januari..
Januari,
Hujan singgah makin kerap
Rindu berbagi kisah tentang kehangatan
Dan kenangan..
Yang hanya tinggal kisah
Tanpa ingatan...
Januari
Kusesap legitnya harapan
Cinta yang menghangat diam- diam
Dan kamu yang entah..
Januari,
Menyapa aku
Menyapa engkau..
Menyapa kita, semoga..
Saya, makanan dan hobby memotret..
Setahun terakhir ini, selain menulis puisi, saya punya kesukaan baru yakni memotret. Dengan kamera digital sederhana Canon Ixus 115 HS, saya memotret apa saja. Dimulai dari mulai memotret diri sendiri( karena bukankah diri sendiri adalah obyek yang paling patuh?), memotret teman- teman di beberapa komunitas yang saya ikuti( BAW dan Muslimah Backpacker), memotret pemandangan indah, khususnya pantai( sayangnya jarang punya kesempatan ke pantai), memotret bunga dan terakhir memotret makanan.
Seiring berjalannya waktu, memotret diri sendiri sudah mulai saya lupakan. Saya rasa, bukan hanya teman-teman di medsos seperti fb yang bosan melihat foto narsis saya, kebosanan dan kejenuhan juga menghinggapi diri saya sendiri. Mulai dari pose yang nggak berubah banyak( pose nyengir), wajah yang nggak banyk berubah( saya nggak terlalu suka dandan), juga pakaian dan kerudung yang terkesan nggak ganti- ganti( ternyata saya punya beberapa baju dan kerudung favorit, yang sayangnya pas pingin foto, kok ya kerudung dan bajunya itu lagi itu lagi). Obyek yang lain masih sering saya potret, tapi belakangan hanya 3 obyek yang menarik minat, yakni makanan, bebungaan dan pemandangan alam.Dan,saya ingin bercerita sedikit tentang seninya memotret makanan.
Karena keterbatasan waktu dan jarang masak( sebetulnya ini alasan klasik untuk menggantikan kata malas), saya lebih suka jajan atau makan di luar dan memotretnya. Dan dari sini banyak kejadian unik yang muncul.Sekarang kalau makan di luar pas makan siang( saya bekerja) atau ketemuan dengan teman- teman di akhir pekan yang biasanya diawali atau diakhiri dengan makan apa saja, ada satu barang yang nggak pernah lupa saya bawa, dan itu berlaku mulai dari makan di warung sebelah kantor( yang dimakan cuma piscok, es kelapa dan mie instan rebus), sampai makan gratisan di hotel bintang 5 yang harganya selangit dan sayang kalau harus mengeluarkan uang sendiri, hihi.Karena saya sadar, momen bisa didapat kapan saja.Dan hal itu seringkali bikin sebal teman- teman yang pergi bareng saya, ribet kata mereka, hehehhe...kalau saya mah cuek saja, lha hobby sih..
Masalah berlanjut saat sudah sampai di tempat makan yang dituju. Kalau tempatnya adalah warung atau tenda kaki lima, makanan pilihan saya bukan lagi apa makanan yang paling enak, tapi apa makanan yang paling seronok diambil gambarnya. Untungnya saya pemakan segala, jadi walau secara gambar cantik, tapi secara rasa kurang enak, bukan masalah besar. Kadang- kadang makanan yang dipesan teman- teman saya pun jadi korban, tidak boleh dimakan sebelum saya potret.Masalah akan semakin ribet, kalau makannya adalah di restoran atau tempat makan hotel bintang 5( yang terakhir ini dengan catatan nggak perlu bayar alias gratis) dan makanan yang dihidangkan adalah hidangan buffet. Waktu makan yang sekitar 2 jam, hampir separuhnya saya pergunakan untuk hunting foto. Mulai dari memotret makanan yang saya ambil sendiri, diambil teman- teman, atau memotretnya langsung di stesionnya. Seringkali pula, saya mengambil makanan, bukan karena ingin memakannya, tapi karena secara tekstur dan warna cantik dilihat melalui mata kamera. Setelahnya, makanan itu saya hibahkan ke teman sebelah.Asyik bukan...Buat saya, pandangan bertanya- tanya orang- orang atau pengunjung lain, tidak saya hiraukan. Saya tidak memotret dan mengambil makanan mereka bukan?( upssss).
Pada beberapa kesempatan, saya yang beruntungnya bekerja di sebuah hotel berbintang 4, diajak teman untuk menemani mereka sarapan gratis di coffee shopnya. Jika dulunya saya agak maruk mengambil makanan, sekarang hanya makanan yang cantik dan unik saja yang saya makan sekaligus saya potret dan itu bisa saja hanya sepotong cake tiramisu, salad sayur yang warnanya asyik atau aneka pastry yang cantik dan menggoda selera makan.Tak ada lagi, sepiring penuh nasi dengan berbagai lauk pauknya.
Kalau saat ini, hasil foto saya diapresiasi banyak teman di instagram dan di fb( kata mereka fotonya seringkali lebih menarik dari pada gambar aslinya), besar harapan di masa mendatang, foto saya ada di halaman- halaman menu di restoran- restoran ternama atau di majalah- majalah dan buku kuliner( mengkhayal belum dilarang khan ya?)Dan hasilnya bisa membiayai hobby saya tersebut, selain tentu saja kepuasan batiniah. Jadi kalau saat- saat ini, kalian sering melihat foto- foto saya memenuhi laman kalian, tolong doakan saja, agar tak memenuhinya, saya memperoleh media lain sebagai sarananya...dan amin buat semua doa yang akan dipanjatkan buat saya( boleh kan saya memulai dengan berharap doa yang indah dari kalian?)...Dan sekarang ijinkan saya memotret lagi ya..kali ini obyeknya adalah 3 buah risol yang tadi saya beli di mall sambil hunting buku........oh ya, selamat Idul Adha.....
.
Oktober,
Hujan dendangkan lagu tanpa syair
Kisahkan rindu yang terbata- bata
Di tatapmu nan jelaga..
Kau tawarkan genggaman
Kuulurkan kehangatan
Dan rinai melentik di antaranya..
Oktober,
Hujan senandungkan puisi
Dari hati..merdu sekali
Diksinya adalah cinta yang semi
Rimanya sepasang hati yang bertaut
Oktober,
Hujan, aku dan kamu
Menjadi kita..