Purnama cantik
Di semesta yang melentik
Hati bergetar
Sukmaku gemetar
Ingin kusunting
Dia tak bergeming
Dia sedang bertatap pandang
Aku cemburu
Takjub berseru
Allahu Akbar..
Allah Maha Besar
(
Rembulan purnama
Di matamu yang kejora
Engkau tersenyum
Rinduku mengharum...
Menyapa pagi
Mengerling mentari
Manis binarnya
Hangatkan hati
Hujan kepagian
Rinduku berhamburan
Kenangan demi kenangan
Cantik berjatuhan
Di wajah sendu sang awan
Tulus tersampaikan
Selarik pesan
Cinta itu
Hujan sua matahari
Tercipta pelangi
Cinta itu
Kata bertemu makna
Menjelma puisi
Cinta itu
Sore berkawan malam
Sudahlah..
Mari kita akhiri saja
Segenap upaya
Mendewakan kenangan
Kalau buahnya
Adalah luka nganga
Tak tersembuhkan
Mari kita lupakan
Kenangan yang dulunya tampak manis
Menyunting pagi
Purna hujan semalaman
Engkau tersenyum sewangi setanggi
Aku tersipu menata hati
Pada rindu
Yang kita semai bersama
Semoga jadi kuntum kembang
Yang mewangi sepanjang musim
Kusepuh senyum
Pada wajah mentari
Agar ia baik hati
Menyimpan sebagian cahayanya
Untuk esok hari
Putik cintaku
Sudah jadi kembang
Agar dia tak layu
selalulah kau sayang
Agar dia meranum sempurna
Menguar harum
Mengawani semesta
Dengan wangi tak terbendung
Kamu
Adalah sepenggal kisah
Yang tertinggal di keping waktu
Tak tampak terang
Tapi samarnya menganggu pandang
Bergeserlah
Lebih terangkan
Atau pergilah..
Agar jelas jalan
Yang akan kupilih..
Diumpamakan rembulan, kau tentu saja bukan purnama, karena purnama hanya singgah sekali sebulan, sementara kau tak pernah tak singgah, karena sejatinya engkau tak pernah pergi
Sekuntum senyum
Rinduku pun meranum
Pendar- pendar kasih berhamburan
Gempita menemukan jalan
Separuh hatiku hanya buatmu
Dan kau pun beri separuh punyamu
( JATUH CINTA)
Jumpa pertama
Ada yang berdetak
berdegup tak serempak
Ada yang berdesir
Rasa tak hendak kuusir
Saat kutatap sepasang mata
Manis berkejora
Sungging senyum malu
Dan hatikupun kelu
Tanpa kata
Rasaku bicara
Aku jatuh cinta
Di sua pertama
Selamat malam Kay..seperti kemarin, malam ini kau masih saja indah
dalam diammu. Tapi wajahmu tampak merona, tak pasi lagi. Mungkin mamamu
mengulas tipis bedak di ranum pipimu..atau ini tanda tanda kejaiban akan
kau jemput?? Ah, pasti aku akan jadi orang pertama yang paling bahagia
jika itu terjadi. Apa pun yang bisa membuatmu tersenyum lagi, begitu
sangat kunantikan.
Kay, tadi sore, dalam perjalanan ke sini,
aku melewati Menteng, dan aku melewati hotel di mana kita pertama kali
bertemu. Masih seperti 1,5 tahun lalu, teduh dan bersahaja. Dan tahukah
engkau Kay, dadaku berdesir kencang saat itu, kenangan demi kenangan
terburai...dan tanpa terasa, mataku membasah..kangen kamu Kay..
Kita berdua waktu itu dipanggil interview di sana, dan tanpa banyak
kata, segalanya tentangmu adalah kebahagiaan. Masih kuingat jelas,
sosokmu yang mungil, tidak cantik tapi murah senyum, menabur ketulusan
pada orang- orang yang baru kau kenal, termasuk aku. Dengan blus
berbunga kecil berwarna hijau muda dan kulot berwarna senada serta
jilbab setingkat lebih tua warnanya, kau nampak unik dan bikin
adem.Sambil menunggu pengumuman, kau asyik dengan sebuah buku di
tanganmu, kau bahkan tak bergeming saat aku lewat di depanmu dan
memperhatikan buku yang kau baca. Diam- diam aku memperhatikanmu dari
sudut pandangku, dan ahay..mungkin karena merasa diperhatikan, engkau
mendongak. Pandangan kita bertemu, tapi anehnya aku menangkap raut yang
agak ganjil di sana. Lebih tepatnya perpaduan antara terkejut, sedih dan
gembira sekaligus. Aku yang penasaran sontak bertanya" Ada yang salah
dengan saya dik...eh maaf, siapa namanya?"
" Aku Kaylila, panggil aku Kay, mmmm, tidak ada yang salah kok. Cuma, kamu mirip dengan almarhum abangku" katanya terbata.
" Oh ya?? kebetulan yang aneh ya...ups, namaku Saga Lazuardi, dan kau boleh memanggilku Saga" kataku menjawab penjelasannya.
Dan
itulah awal dari perkenalan kita Kay. Kita ternyata punya banyak
kesamaan, dari mulai hobby baca, makan apa pun yang enak dan kalau bisa
murah, menulis puisi juga mengisi TTS. Diterima di tempat kerja yang
sama, walau berbeda divisi, tidak malah menjauhkan kita Kay. Rasanya
selalu saja ada waktu, di sela- sela shift kita yang sering kali tak
berbarengan. Entah berpapasan di samping kantin, di tem[pat absen, mau
pun di parkiran. Merngobrol apa pun denganmu selalu menyenangkan Kay.
Engkau serasa menemukan figur kakak di diriku dan aku merasa punya adik
yang bisa diperhatikan.Saat- saat kita bisa off berbarengan, kita
memanfaatkannya untuk pergi ke tempat favorit kita, mencari buku- buku
bekas di Senen pas uang cekak atau seharian nongkrong di Gramedia
Matraman kalau habis gajian.Kalau pas aku off dan engkau tidak, aku
biasanya ke bengkel ayahmu, membantunya mengerjakan perbaikan- perbaikan
ringan atau menemaninya ngobrol tentang politik kita yang carut marut,
atau tentang prestasi olah raga kita yang nampaknya mati suri.Katamu,
aku bahkan sudah dianggap anak oleh beliau ya Kay, hehhe..Betul- betul
sebuah persaudaraan yang manis ya Kay...sampai pada suatu saat, aku
merasa ada yang salah dengan persaudaraan kita....
Malam melarut dalam diam, sunyi tak berkawan.
Sendiri, sepi dalam kebisuan yang sempurna. Ini malam yang kesekian
kalinya menunggumu Kay, menanti diam berubah jadi riuh dan ramai. Di
ruangan ini aku tak sendiri, ada mamamu yang berwajah kuyu, kelelahan
jiwa dan raga, mencoba untuk sebentar memejamkan mata, tapi nampaknya
usahanya tak mulus berhasil. Dan itu ditandai dengan perubahan posisi
badanny
Rindu kita Kay, kuncup, mekar dan layu tak kenal musim. Dia bisa saja kuncup saat air menggenang dan matahari enggan datang, mekar saat kemarau sedang berjaya atau bahkan layu saat bunga lain sempurna cantik mengembang. Tapi apa pun ujudnya, selama masih ada cinta sebagai pupuknya, kuncup, mekar dan layu hanyalah bahasa alam..jadi, jangan pernah alpa menaburinya dengan cinta ya....
Kalau kau bertanya padaku kenapa kusuka hujan...jawabnya pasti tak akan pernah selesai Kay....Bagiku hujan adalah puisi tak berbatas halaman, derasnya adalah tembang cinta, suara rintiknya adalah musik alam tanpa tandingan, aromanya saat menyentuh tanah adalah wangi semerbak kehidupan, ...dan menikmatinya bersamamu adalah anugrah tak terperika...bersediakah menemaniku mencanda hujan Kay??