Kabar Senja
"Senja tak jingga kali ini Rindu, awan gelap merubahnya menjadi abu- abu kehitaman. Sang hujan sedang berharap- harap cemas, menunggu tingkap langit dibuka, agar dia bisa mengunjungi bumi yang dirindunya sangat. Payung- payung aneka warna siap dikembangkan, baju- baju hangat siap memeluk tubuh pemakainya..Pemanas air mulai dihidupkan, cangkir- cangkir yang berulir keemasan pada tangkainya menunggu setia, dan bau harum penganan mulai memenuhi ruang- ruang keluarga..Dan aku masih di sini, dengan cangkir yang sama, penuh dengan puisi yang bahkan aku pun tak memahami maknanya. Seandainya waktu bisa sedikit mundur...dan kenangan tentangmu masih mewangi...." |
|
Mengeja siang
"Mengeja siang, adalah laksana membaca baris demi baris puisi yang diciptakan dalam suasana hati yang berlainan. Dia bisa saja berisi larik- larik penuh dengan pujian, sementara di saat lain bisa saja penuh dengan kemarahan. Langit bisa tiba- tiba diselimuti mendung tebal, dan beberapa saat kemudian, jadi panas kerontang.Begitu juga kumaknai rinduku.Dia bisa menjelma puisi penuh cinta dan jadi badik yang menikam ulu hati di saat lain.Aku memilih yang pertama..tapi kalau yang kau tawarkan luka, bagaimana mungkin aku meramunya jadi tembang kebahagiaan?" |
|
Membincang Rindu
"Wajah pagiku, bertabir mendung, berjalan mengendap pada sisi- sisi langit. Mentari membagikan hangatnya yang tinggal separuh.Puisi yang tersaji, tak jua tersentuh. Dingin dan tawar, hampir tanpa rasa.Rindu masih berkelindan di ujung daun- daun menguning, di helai kembang yang rontok tersenggol tangan, di lembar kesekian buku yang sedang kubaca setengah hati...dia ada di mana- mana, bahkan di tempat yang seharusnya dia binasa...rindu...kian jadi samar dalam ingatan, tapi menguat dalam harap...entah sampai kapan...
Lagu perih
"Rindu tertatih mengeja makna, pada puisi yang ditinggalkan setengah jadi. Harapan satu demi satu luruh, melarut bersama hujan yang datang kepagian. Tanah membasah, rasaku lungkrah. ..Irama hujan yang biasanya indah, sekarang jadi lagu usang miskin nada. .Segalanya serasa tak pas pada takarannya....aku tertawa pada getir yang menikam...laraku tak tertahankan....
Kehilangan Rindu
"Malam merebah dalam penat yang tak tahu kapan berakhir. Langit menggelap, bersitegang dengan hujan yang hendak turun cepat. Angin dengan jari- jarinya yang melentik, membelai kuntum kembang yang menguncup dari tadi siang.Perseteruan tentang rasa, belum juga usai. Sementara rindu, enggan menjawab salam yang kusampaikan lewat berlembar- lembar puisi
Tembang Senja
Ini masih senja yang sama kan Kay, di mana setiap potongannya adalah kehangatan yang menentramkan. Jingganya yang temaram, kegelapan yang berangsur- angsur menggantikan terang, burung- burung yang pulang, menuju sarangnya yang penuh cinta, juga sepoi angin yang menguncupkan kembang. Ingin kusandarkan penat pada matamu yang gemintang dan kuceritakan tentang indahnya dicintai. Dan kudengarkan lantunan lagu tentang kerinduan, samar terdengar mengalun di udara.....aroma wangi yang sama kuhirup lagi....dan aku terlena..
Tarian Hujan
"Hujan menari bersama bumi yang merindunya sangat.Tempiasnya berhamburan, memercik ke wajahku. Dan aku menyukainya. Aku mulai menari mengikuti irama hujan, melenggang sambil menjentikkan derai- derainya...Lama kelamaan aku terhanyut dan hilang kesadaran. Badanku kuyup, sedikit menggigil, tapi hujan malah menertawakan polah tingkahku.Aku tersipu, tapi tak menghentikan tarianku...ah, bersama hujan selalu menyenangkan...aku bisa menjadi diri sendiri...hanya menari...dan menari lagi
Senja tanpa Rindu
Ini tentang senja yang lain Kay, ketika mendung dan jingga berebut panggung..dan kali ini mendung yang jadi pemenangnya.Langit jadi murung, kehilangan kehangatannya. Jalanan lenggang, karena orang- orang lebih suka berkumpul di rumah. Di antara cangkir- cangkir teh yang asapnya masih mengepul dan sepiring penganan dalam piring bercorak kupu- kupu dan kembang.Mempersiapkan diri menyambut orkestra hujan, yang amat sangat dinantikan.Untuk menggantikan kehadiran kemarau yang tinggal kelamaan...dan aku masih di jalan, menggenggam bayangmu...
Mengingatmu Rindu
"
rguguran,
tak bisa disatukan kembali. Tapi janganlah resah, rumpun- rumpun
kenangan kita sedang berbunga sekarang, dan kuntumnya ada lebih dari
satu. Kuntum yang ini boleh berguguran, tapi kuntum- kuntum yang lain
akan kujaga dengan lebih hati- hati...agar mekar sempurna, wangikan
hari....( Buat Rindu, saat kangen puisi-puisimu)
|
|
Kehilangan Rindu
Secangkir puisi yang kusiapkan dini hari tadi, belum tersentuh hingga kini. Tak ada kehangatan yang tersisa, selain kedinginan yang asing. Hanya samar aroma melati, lembut mengusik indra penciumanku. Dan tak ada sedikit pun keinginan untuk menyesapnya. Rasaku tawar, semua hambar. Aku hanya menjalani ritual pagiku..dan itu pun ternyata tak cukup mampu membangkitkan beku, atas kehilanganmu...rindu..
Lagu ragu
"Malam merebah dalam penat yang tak tahu kapan berakhir. Langit menggelap, bersitegang dengan hujan yang hendak turun cepat. Angin dengan jari- jarinya yang melentik, membelai kuntum kembang yang menguncup dari tadi siang.Perseteruan tentang rasa, belum juga usai. Sementara rindu, enggan menjawab salam yang kusampaikan lewat berlembar- lembar puisi
Beri aku pagi
Beri aku pagi..dan akan kubagikan untukmu sapa hangat sang mentari. Akan kubiarkan embun lebih lama tinggal di helai daun dan kuntum kembang, akan kuminta burung- burung bernyanyi lebih merdu, dan akan kubuatkan sebuah puisi tentang rindu yang setia menunggu...
Aku, Senja dan Kamu
Beri aku senja Kay..
Dengan sebait puisi manis ciptaanmu
Yang kau bikin tergesa- gesa
Di sela kesibukanmu
Tapi bikin ku jatuh sayang
Dan sebagai tanda terima kasih
Ijinkanku buatkanmu..
Secangkir minuman ternikmat
Yang di dalamnya ada banyak cinta
Kau tahu...
Yang akan membuatnya tambah istimewa
Pekatnya kerinduan
Ciptakan sensasi manis
Pada sesap demi sesap
Lantas garis bibirmu memanjang
Membentuk senyum
Dan kehangatan semburat perlahan
Kujanjikan
Itu kan jadi senja terindah
Senja kita........
Sebuah Pagi
Sebuah pagi
Kesegaran aroma embun
Gelap yang beringsut menjauh
Dan ingatan tentangmu penuh..
Tembang Hujan
Hujan menari bersama bumi yang merindunya sangat.Tempiasnya berhamburan, memercik ke wajahku. Dan aku menyukainya. Aku mulai menari mengikuti irama hujan, melenggang sambil menjentikkan derai- derainya...Lama kelamaan aku terhanyut dan hilang kesadaran. Badanku kuyup, sedikit menggigil, tapi hujan malah menertawakan polah tingkahku.Aku tersipu, tapi tak menghentikan tarianku...ah, bersama hujan selalu menyenangkan...aku bisa menjadi diri sendiri...hanya menari...dan menari lagi....
Cerita Senja
Nyanyian Rindu
Pada rinai, pada derai
Aroma harum kembang
Dan wangi hujan
Saling menguatkan
Dan rindumu serupa bayang
Samar tapi tak mau hilang
Mengeja Cinta
Ini masih tentang rasa yang sama kan Kay? Rasa yang bertumbuh pelan, bahkan sangat pelan. Sampai- sampai kita tidak menyadari kapan tepatnya ia jadi cikal, bertunas dan perlahan bertumbuh.Tiba- tiba kita temukan rasa itu tlah jadi kembang, menguarkan aroma wangi yang sama- sama kita rindukan.Batangnya kokoh menjulang, akarnya kuat menghujam, daunnya menghijau cantik. Rasa yang tak jua berubah walau hitungan waktu berlari, raga kita merapuh dan renta. Rasa yang menemani kita menyongsong mimpi, rasa yang membersamai kita saat kelopak mata terbuka dan aroma embun menyentuh daun hadir.Inikah yang dinamakan CINTA Kay??
Prosa Hujan dan Puisi
.Pagi habis hujan, secangkir puisi sisa semalam kusesap perlahan. Aroma kerinduan menguar samar, manjakan penciuman. Dan aku mulai memikirkan bait- bait puisi yang akan kuhidangkan nanti malam. Tentu saja dengan racikan istimewa. Hingga aku dan kau betah berlama- lama menikmatinya. Tentu saja berteman kesunyian dan rinai hujan..menyenangkan bukan?
Tentang Rindu
Rindu itu
Sepotong puisi
Rinai hujan
Dan kamu dalam pikiran...
Puisi Rindu
ika malam adalah puisi
Maka rindu itu..
Puisi panjang yang belum kau tuntaskan
Dan aku menunggu.