skip to main |
skip to sidebar
"Wajah
pagiku, bertabir mendung, berjalan mengendap pada sisi- sisi langit.
Mentari membagikan hangatnya yang tinggal separuh.Puisi yang tersaji,
tak jua tersentuh. Dingin dan tawar, hampir tanpa rasa.Rindu masih
berkelindan di ujung daun- daun menguning, di helai kembang yang rontok
tersenggol tangan, di lembar kesekian buku yang sedang kubaca setengah
hati...dia ada di mana- mana, bahkan di tempat yang seharusnya dia
binasa...rindu...kian jadi samar dalam ingatan, tapi menguat dalam
harap...entah sampai kapan...
0 komentar:
Posting Komentar