Malam melarut dalam diam, sunyi tak berkawan.
Sendiri, sepi dalam kebisuan yang sempurna. Ini malam yang kesekian
kalinya menunggumu Kay, menanti diam berubah jadi riuh dan ramai. Di
ruangan ini aku tak sendiri, ada mamamu yang berwajah kuyu, kelelahan
jiwa dan raga, mencoba untuk sebentar memejamkan mata, tapi nampaknya
usahanya tak mulus berhasil. Dan itu ditandai dengan perubahan posisi
badanny
a hampir tiap saat. Sementara
papamu khusyuk dalam doanya selepas shalat Isya tadi. Ada isak tertahan
yang kudengar sayup- sayup, saat beliau meretas satu demi satu butiran
tasbih di tangannya. Sementara aku, duduk terdiam di ujung tempat tidur,
memandangmu yang diam dalam keheningan. Wajahmu pasi, nyaris tanpa
rona. Matamu terpejam, entah sampai kapan. Nyaris tak ada gerakan yang
tertangkap oleh mata telanjangku, kecuali saat aku dengan seksama
mengamati dadamu yang turun naik...lambat sekali. Sementara beberapa
alat bantu menemaniku mengawaniku malam ini. Bangunlah Kay, bukalah
kelopak matamu, atau gerakkan ujung jemarimu, atau lakukan gerakan apa
saja yang bisa meyakinkanku, bahwa engkau belum pergi, meninggalkan kami
yang menyayangimu sangat....Ayolah Kay, aku rindu celotehmu, aku rindu"
ngeyelmu", aku rindu omelan- omelanmu.....aku rindu......( MENYAPA
HENING)
0 komentar:
Posting Komentar