Kabar Senja
"Senja tak jingga kali ini Rindu, awan gelap merubahnya menjadi abu- abu kehitaman. Sang hujan sedang berharap- harap cemas, menunggu tingkap langit dibuka, agar dia bisa mengunjungi bumi yang dirindunya sangat. Payung- payung aneka warna siap dikembangkan, baju- baju hangat siap memeluk tubuh pemakainya..Pemanas air mulai dihidupkan, cangkir- cangkir yang berulir keemasan pada tangkainya menunggu setia, dan bau harum penganan mulai memenuhi ruang- ruang keluarga..Dan aku masih di sini, dengan cangkir yang sama, penuh dengan puisi yang bahkan aku pun tak memahami maknanya. Seandainya waktu bisa sedikit mundur...dan kenangan tentangmu masih mewangi...." |
|
Mengeja siang
"Mengeja siang, adalah laksana membaca baris demi baris puisi yang diciptakan dalam suasana hati yang berlainan. Dia bisa saja berisi larik- larik penuh dengan pujian, sementara di saat lain bisa saja penuh dengan kemarahan. Langit bisa tiba- tiba diselimuti mendung tebal, dan beberapa saat kemudian, jadi panas kerontang.Begitu juga kumaknai rinduku.Dia bisa menjelma puisi penuh cinta dan jadi badik yang menikam ulu hati di saat lain.Aku memilih yang pertama..tapi kalau yang kau tawarkan luka, bagaimana mungkin aku meramunya jadi tembang kebahagiaan?" |
|
Membincang Rindu
"Wajah pagiku, bertabir mendung, berjalan mengendap pada sisi- sisi langit. Mentari membagikan hangatnya yang tinggal separuh.Puisi yang tersaji, tak jua tersentuh. Dingin dan tawar, hampir tanpa rasa.Rindu masih berkelindan di ujung daun- daun menguning, di helai kembang yang rontok tersenggol tangan, di lembar kesekian buku yang sedang kubaca setengah hati...dia ada di mana- mana, bahkan di tempat yang seharusnya dia binasa...rindu...kian jadi samar dalam ingatan, tapi menguat dalam harap...entah sampai kapan...
Lagu perih
"Rindu tertatih mengeja makna, pada puisi yang ditinggalkan setengah jadi. Harapan satu demi satu luruh, melarut bersama hujan yang datang kepagian. Tanah membasah, rasaku lungkrah. ..Irama hujan yang biasanya indah, sekarang jadi lagu usang miskin nada. .Segalanya serasa tak pas pada takarannya....aku tertawa pada getir yang menikam...laraku tak tertahankan....
Kehilangan Rindu
"Malam merebah dalam penat yang tak tahu kapan berakhir. Langit menggelap, bersitegang dengan hujan yang hendak turun cepat. Angin dengan jari- jarinya yang melentik, membelai kuntum kembang yang menguncup dari tadi siang.Perseteruan tentang rasa, belum juga usai. Sementara rindu, enggan menjawab salam yang kusampaikan lewat berlembar- lembar puisi
Tembang Senja
Ini masih senja yang sama kan Kay, di mana setiap potongannya adalah kehangatan yang menentramkan. Jingganya yang temaram, kegelapan yang berangsur- angsur menggantikan terang, burung- burung yang pulang, menuju sarangnya yang penuh cinta, juga sepoi angin yang menguncupkan kembang. Ingin kusandarkan penat pada matamu yang gemintang dan kuceritakan tentang indahnya dicintai. Dan kudengarkan lantunan lagu tentang kerinduan, samar terdengar mengalun di udara.....aroma wangi yang sama kuhirup lagi....dan aku terlena..
Tarian Hujan
"Hujan menari bersama bumi yang merindunya sangat.Tempiasnya berhamburan, memercik ke wajahku. Dan aku menyukainya. Aku mulai menari mengikuti irama hujan, melenggang sambil menjentikkan derai- derainya...Lama kelamaan aku terhanyut dan hilang kesadaran. Badanku kuyup, sedikit menggigil, tapi hujan malah menertawakan polah tingkahku.Aku tersipu, tapi tak menghentikan tarianku...ah, bersama hujan selalu menyenangkan...aku bisa menjadi diri sendiri...hanya menari...dan menari lagi
Senja tanpa Rindu
Ini tentang senja yang lain Kay, ketika mendung dan jingga berebut panggung..dan kali ini mendung yang jadi pemenangnya.Langit jadi murung, kehilangan kehangatannya. Jalanan lenggang, karena orang- orang lebih suka berkumpul di rumah. Di antara cangkir- cangkir teh yang asapnya masih mengepul dan sepiring penganan dalam piring bercorak kupu- kupu dan kembang.Mempersiapkan diri menyambut orkestra hujan, yang amat sangat dinantikan.Untuk menggantikan kehadiran kemarau yang tinggal kelamaan...dan aku masih di jalan, menggenggam bayangmu...
Mengingatmu Rindu
"
rguguran,
tak bisa disatukan kembali. Tapi janganlah resah, rumpun- rumpun
kenangan kita sedang berbunga sekarang, dan kuntumnya ada lebih dari
satu. Kuntum yang ini boleh berguguran, tapi kuntum- kuntum yang lain
akan kujaga dengan lebih hati- hati...agar mekar sempurna, wangikan
hari....( Buat Rindu, saat kangen puisi-puisimu)
|
|
Kehilangan Rindu
Secangkir puisi yang kusiapkan dini hari tadi, belum tersentuh hingga kini. Tak ada kehangatan yang tersisa, selain kedinginan yang asing. Hanya samar aroma melati, lembut mengusik indra penciumanku. Dan tak ada sedikit pun keinginan untuk menyesapnya. Rasaku tawar, semua hambar. Aku hanya menjalani ritual pagiku..dan itu pun ternyata tak cukup mampu membangkitkan beku, atas kehilanganmu...rindu..
Lagu ragu
"Malam merebah dalam penat yang tak tahu kapan berakhir. Langit menggelap, bersitegang dengan hujan yang hendak turun cepat. Angin dengan jari- jarinya yang melentik, membelai kuntum kembang yang menguncup dari tadi siang.Perseteruan tentang rasa, belum juga usai. Sementara rindu, enggan menjawab salam yang kusampaikan lewat berlembar- lembar puisi
Beri aku pagi
Beri aku pagi..dan akan kubagikan untukmu sapa hangat sang mentari. Akan kubiarkan embun lebih lama tinggal di helai daun dan kuntum kembang, akan kuminta burung- burung bernyanyi lebih merdu, dan akan kubuatkan sebuah puisi tentang rindu yang setia menunggu...
Aku, Senja dan Kamu
Beri aku senja Kay..
Dengan sebait puisi manis ciptaanmu
Yang kau bikin tergesa- gesa
Di sela kesibukanmu
Tapi bikin ku jatuh sayang
Dan sebagai tanda terima kasih
Ijinkanku buatkanmu..
Secangkir minuman ternikmat
Yang di dalamnya ada banyak cinta
Kau tahu...
Yang akan membuatnya tambah istimewa
Pekatnya kerinduan
Ciptakan sensasi manis
Pada sesap demi sesap
Lantas garis bibirmu memanjang
Membentuk senyum
Dan kehangatan semburat perlahan
Kujanjikan
Itu kan jadi senja terindah
Senja kita........
Sebuah Pagi
Sebuah pagi
Kesegaran aroma embun
Gelap yang beringsut menjauh
Dan ingatan tentangmu penuh..
Tembang Hujan
Hujan menari bersama bumi yang merindunya sangat.Tempiasnya berhamburan, memercik ke wajahku. Dan aku menyukainya. Aku mulai menari mengikuti irama hujan, melenggang sambil menjentikkan derai- derainya...Lama kelamaan aku terhanyut dan hilang kesadaran. Badanku kuyup, sedikit menggigil, tapi hujan malah menertawakan polah tingkahku.Aku tersipu, tapi tak menghentikan tarianku...ah, bersama hujan selalu menyenangkan...aku bisa menjadi diri sendiri...hanya menari...dan menari lagi....
Cerita Senja
Nyanyian Rindu
Pada rinai, pada derai
Aroma harum kembang
Dan wangi hujan
Saling menguatkan
Dan rindumu serupa bayang
Samar tapi tak mau hilang
Mengeja Cinta
Ini masih tentang rasa yang sama kan Kay? Rasa yang bertumbuh pelan, bahkan sangat pelan. Sampai- sampai kita tidak menyadari kapan tepatnya ia jadi cikal, bertunas dan perlahan bertumbuh.Tiba- tiba kita temukan rasa itu tlah jadi kembang, menguarkan aroma wangi yang sama- sama kita rindukan.Batangnya kokoh menjulang, akarnya kuat menghujam, daunnya menghijau cantik. Rasa yang tak jua berubah walau hitungan waktu berlari, raga kita merapuh dan renta. Rasa yang menemani kita menyongsong mimpi, rasa yang membersamai kita saat kelopak mata terbuka dan aroma embun menyentuh daun hadir.Inikah yang dinamakan CINTA Kay??
Prosa Hujan dan Puisi
.Pagi habis hujan, secangkir puisi sisa semalam kusesap perlahan. Aroma kerinduan menguar samar, manjakan penciuman. Dan aku mulai memikirkan bait- bait puisi yang akan kuhidangkan nanti malam. Tentu saja dengan racikan istimewa. Hingga aku dan kau betah berlama- lama menikmatinya. Tentu saja berteman kesunyian dan rinai hujan..menyenangkan bukan?
Tentang Rindu
Rindu itu
Sepotong puisi
Rinai hujan
Dan kamu dalam pikiran...
Puisi Rindu
ika malam adalah puisi
Maka rindu itu..
Puisi panjang yang belum kau tuntaskan
Dan aku menunggu.
Kamu Puisi dan Janjiku
Di penghujung bulan
Ingn kueja lagi
Sekemas puisimu yang menawan
Di baris pertamanya
Bertabur kata indah
Tentang kasih yang kita punya
Dan hati yang tak lagi gundah
Ada cinta yang mengharum
Juga rindu yang setia
Dan asa yang tersenyum
Tak ada yang bisa kutawarkan
Selain kasih yang utuh
Yang semi sepanjang jalan
Bertahan tak akan luruh
Jatuh Cinta 6
Rembulan purnama
Di matamu yang kejora
Engkau tersenyum
Rinduku mengharum...
Merindu Hujan
Bulir- bulir air yang tercurah
Wangi tanah basah
Dan senyum yang sumringah...
Keindahan Pagi
Menyapa pagi
Mengerling mentari
Manis binarnya
Hangatkan hati
LAGU PAGI
Pagi limbung
Bersalut mendung
Mentari tiada
Rinduku jauh berjeda
Mimpi- mimpi tanggal
Kenangan tak lagi tinggal
Bayang hadirmu kian samar
Laksana mata, ia tak berbinar
Kukutip senyum di wajah awan
Berharap kan jadi dian
Menjemputi hari nan baru
Sewangi gaharu
SAJAK RINDU
Hujan kepagian
Rinduku berhamburan
Kenangan demi kenangan
Cantik berjatuhan
Di wajah sendu sang awan
Tulus tersampaikan
Selarik pesan
Jangan abaikan
Teruslah lestarikan
Sampai penghabisan
Titian jaman
Cinta Itu...
Cinta itu
Hujan sua matahari
Tercipta pelangi
Cinta itu
Kata bertemu makna
Menjelma puisi
Cinta itu
Sore berkawan malam
Cinta itu
Kenangan dan masa depan
Bertemu di hari ini
Cinta itu
Saya dan kamu
Menjadi kita
Bersediaakah ?
Sudahlah..
Mari kita akhiri saja
Segenap upaya
Mendewakan kenangan
Kalau buahnya
Adalah luka nganga
Tak tersembuhkan
Mari kita lupakan
Kenangan yang dulunya tampak manis
Membahayakan kesehatan
Kita kubur dalam- dalam
Anggaplah dia tak pernah dilahirkan
Percuma saja
Menyepuhnya agar jadi emas
Karena hasilnya
Lebih tampak sebagai tembaga kusam
Buram, suram...
Tak enak dipandang
Anggap saja..
Kenangan kita layaknya benda usang
Yang bisa dibuang kapan pun
Ditempatkan di bagian yang paling tak terpikirkan
Atau dilupakan dengan penuh kehormatan
Bersediakah ?
Pagi Habis Hujan
Menyunting pagi
Purna hujan semalaman
Engkau tersenyum sewangi setanggi
Aku tersipu menata hati
Hujan, CintaNya
Hujan...
Aroma cinta
Yang Tuhan titipkan
Pada wangi tanah basah
Pada rinai yang membasahi dedaunan
Pada genangan yang menyapa tanah rengkah
pada puji syukur padi yang hampir dipanen sebelum masanya
Pada tangis bahagia sumur- sumur yang sudah kehabisan isinya
Rahmat, rahmat dan rahmat
Berlimpah Tuhan berikan
Akankah kita ingkar???
Aroma cinta
Yang Tuhan titipkan
Pada wangi tanah basah
Pada rinai yang membasahi dedaunan
Pada genangan yang menyapa tanah rengkah
pada puji syukur padi yang hampir dipanen sebelum masanya
Pada tangis bahagia sumur- sumur yang sudah kehabisan isinya
Rahmat, rahmat dan rahmat
Berlimpah Tuhan berikan
Akankah kita ingkar???
Berharap Rindu
Pada rindu
Yang kita semai bersama
Semoga jadi kuntum kembang
Yang mewangi sepanjang musim
Senyum Mentari
Kusepuh senyum
Pada wajah mentari
Agar ia baik hati
Menyimpan sebagian cahayanya
Untuk esok hari
Merawat Cinta
Putik cintaku
Sudah jadi kembang
Agar dia tak layu
selalulah kau sayang
Agar dia meranum sempurna
Menguar harum
Mengawani semesta
Dengan wangi tak terbendung
Menguat seiring musim
Mengembang lebih lama
Mengejora dengan caranya
Sirami dengan pengertian
Sejukkan dengan pemahaman
Agar elok rupawan
Sepanjang jaman
Cerita Tentang Senja
Dalam pikir manusia
Saat kekokohan siang
Bersanding damai
Dengan kelembutan malam
Allah menyapukan semburat jingga
Dan perlahan menggantinya dengan warna lebih gelap
Membaurkannya dengan segenap cinta
Menjadikannya lukisan
Senja juga pengingat yang baik
Akan kefanaan, juga keabadian
Bahwa segala yang bermula pasti berakhir
Allah adalah sebaik- baik pencipta
Tak berbanding, tiada tara
Memilih Jalan
Kamu
Adalah sepenggal kisah
Yang tertinggal di keping waktu
Tak tampak terang
Tapi samarnya menganggu pandang
Bergeserlah
Lebih terangkan
Atau pergilah..
Agar jelas jalan
Yang akan kupilih..
Kamu Sekuntum Kembang
Dirangkai di jambangan
Ditaruh di meja makan
Kepunyaan para jutawan
Kamu segar merona
Tapi tak bertahan lama
Segera layu, kemudian binasa
Dilupakan begitu saja
Kembang
Layu
Binasa
Selamanya
( UN) AFFAIR, Sebuah resensi..
(UN) AFFAIR...Sebuah kisah tentang cinta yang sunyi..
Novel ini berkisah tentang hubungan unik yang terjalin antara Bajja dan Arra, yang dipertemukan tanpa sengaja, saat mereka bersimpangan jalan. Sebuah pertemuan yang menimbulkan ingatan mendalam di hati Bajja, yang sayangnya sepertinya hanyalah perjumpaan selintas. Sampai pada suatu ketika, Arra datang ke kantor Bajja, sebuah perusahaan penerbitan terbesar di kota tempatnya tinggal. Secara kebetulan, Bajjalah yang ditugaskan atasannya untuk melayani Arra yang berniat menerbitkan sebuah buku,untuk dipersembahkan buat kekasihnya. Berawal dari ketekaitan itu, Bajja dan Arra dekat, tak bisa dikatakan pacaran pula, karena Bajja tahu persis bahwa Arra sudah memiliki kekasih.Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik dengan berjalan- jalan ke tempat unik di kota mereka atau tinggal di rumah kontrakan Bajja. Berbicara tentang hal- hal remeh temeh, tapi tanpa pernah berbicara hal yang bersifat pribadi,Dan disela- sela waktu itu, Arra datang dan pergi tanpa permisi, sesukanya..dan Bajja menganggap hal itu biasa.
Setelah buku itu jadi, hal yang agak mengejutkan pun terjadi. Arra malah merobek- robek buku itu di tempat kontrakan Bajja tanpa pernah memberikan penjelasan , dan Baja pun tak berniat untuk menanyakannya. Setelah kejadian itu, Arra menghilang lagi dan datang dengan sebuah kabar, bahwa dia dilamar dan akan segera menikah. Sebuah berita yang ditanggapi Bajja dengan biasa- biasa saja, walau pun sejujurnya benih- benih suka mulai tumbuh di hatinya, apalagi kemudian sebuah undangan datang ke kediamannya.
Pada saat Bajja putus kontak dengan Arra, datanglah Canta, kekasih masa lalunya, yang menerima tawaran untuk berdinas di sebuah rumah sakit di tempat Bajja tingal. Canta yang dokter adalah kekasihnya sermasa kuliah. Mereka berpisah, karena Canta menganggp Bajja tak pernah atau belum punya rencana tentang masa depan mereka, saat keduanya lulus dulu. Dan terjalinlah kembali hubungan yang sempat putus tersebut. Bajja mulai bisa melupakan Arra dan memulai hari- harinya bersama Canta. Tapi ternyata kemanisan hubungan itu terganggu oleh suatu hal..
Apakah gangguan itu? Bagaimana nasib hubungan antara Bajja dan Canta selanjutnya? Dan apakah Arra benar- benar menghilang dari kehidupan Bajja selamanya?? Saya tak akan menceritakannya di sini, dan biarlah itu membuat anda penasaran untuk membaca bukunya secara langsung.
Sebagai penikmat novel, point plus dari novel ini adalah cara bertuturnya yang tidak biasa. Lebih banyak monolog, miskin dialog. Tapi saat ada dialog, semuanya terkemas mengalir dan mendalam. Beberapa puisi yang ada di novel ini saya rasa juga menambah nilai. Hal yang menarik lainnya adalah deskripsi tentang kota tempat tinggal Bajja yang detil dan menyentuh, sampai sampai saya tak tahu, ini kota rekaan atau sungguhan. Selain itu, daftar isi dengan sub judul kalimat yang panjang- panjang, terasa tak biasa, tapi tetap mengena. Novel ini tidak berkesan riuh, bahkan cenderung sunyi, tapi segalanya terasa pas.Bagi anda yang menggemari novel- novel berlatar romantis dengan cara bertutur yang menarik dan penuh perenungan, novel ini layak dikoleksi....
JATUH CINTA 4
Batas ruang menghalangiku
Untuk melihat keindahannya
Tapi dengan membayangkan hangat senyummu
Senja utuh, cantik nian
Tak perlu apa pun untuk membuatnya sempurna
JATUH CINTA 3
Jatuh Cinta 2
Jentera Rindu Kita
Rembulan Mu
Diumpamakan rembulan, kau tentu saja bukan purnama, karena purnama hanya singgah sekali sebulan, sementara kau tak pernah tak singgah, karena sejatinya engkau tak pernah pergi
Pagi dan Kamu
Seumpama Pagi
Malam Denganmu
Rindunya utuh
Penuh seluruh
Malam merenta
sayangnya gempita
Dicemburu semesta
Malam nyaris usai
Kasihnya semai
Malamku denganmu
Rasa kuramu
Tak lagi semu
Jatuh Cinta
Sekuntum senyum
Rinduku pun meranum
Pendar- pendar kasih berhamburan
Gempita menemukan jalan
Separuh hatiku hanya buatmu
Dan kau pun beri separuh punyamu
( JATUH CINTA)
Kenangan dan Kamu
MENGAMBIL KEPUTUSAN
Dan akhirnya pilihan itu mengerucut jadi satu keputusan Kay, aku harus mengambil jarak darimu, secara fisik terutama.Aku memutuskan bekerja di sebuah kapal pesiar dengan rute Eropa dengan masa kontrak 10 bulan. Sebuah keputusan yang kuanggap paling baik diantara banyak pilihan yang kurang baik. Aku sengaja merahasiakan semua prosesnya sampai kepastian tentang tanggal keberangkatan kuterima, saat aku mengatakan rencanaku kepadamu. Tentu saja aku berdalih, bahwa kepergianku ini semata- mata mencari pengalaman dan penghasilan yang berlipat- lipat dari yang kuterima sekarang ini.
Semula kusangka kau akan marah besar Kay, karena tidak kulibatkan sama sekali atas keputusan yang cukup penting ini.Kau akan mengomel panjang lebar, dan cemberut kemudian. Tapi ternyata aku salah sangka Kay. Kamu cuma diam, tapi matamu membasah..kau bilang" Aku akan kehilangan kakakku lagi"Walau sudah kuterangkan bahwa kepergianku cuma sementara, kau tetap membisu Kay, dan itu ternyata lebih menyakitkan bagiku.
" Aku sediih Saga, tapi aku tak hendak menghalangi keputusanmu. Karena bukankah adik yang baik akan selalu mendukung hal baik yang dilakukan kakaknya" katamu pelan di ujung perjumpaan" Sekarang ijinkan aku pergi dan jangan hubungi aku dulu, aku perlu berdamai dengan hatiku. InsyaAllah, aku akan mengantarkan kepergianmu nanti"
Malam jadi muram, sejak kau pergi Kay. Dan kesedihanku jadi berlipat- lipat saat aku menyaksikan kesedihanmu dan tak bisa berbuat apa- apa. Semoga suatu saat engkau mengerti maksud baik dari kepergianku. Aku ingin menata hatiku, melihat lebih jernih dari jarak yang lebih jauh, apakah yang kurasa tentangmu benar atau salah....apakah yang kuinginkan tentangmu Allah ijinkan..dan aku rasa, waktulah yang akan memberi jawaban..
MENGAKU SALAH..
Pagi ranum, mentari berpendar gagah, saat kusadari ada yang tak benar dengan perasaanku padamu Kay.Aku dan kamu telah bersepakat untuk menjaga hubungan kakak- adik ini sampai akhir masa, dan aku merasa, dengan segenap kesadaran yang tersisa, aku bukan hanya mencintamu sebagai adik....bukan itu. Ada desir dan degup aneh yang hadir belakangan ini, saat kudengar celotehanmu, kunikmati binar sukamu atau bahkan saat tangisan yang bikin kamu " sedikit" jelek itu hadir.
Aku merasa mengkhianati kepercayaanmu juga ayah bundamu, yang berharap aku jadi kakak dalam artian sesungguhnya.Dan aku tak bisa membayangkan reaksimu, saat misalnya suatu saat nanti engkau bisa merabanya. Tapi cinta masalah hati khan Kay, aku tak punya daya untuk menggesernya jadi masalah logika, atau mereduksinya jadi kasih sayang antar saudara, walau pun aku ingin sangat.
Dan hari- hari selanjutnya adalah saat- saat yang sulit bagiku. Aku mengurangi waktu- waktu kebersamaan kita, yang sejatinya juga tak banyak, dengan berbagai alasan, yang lebih banyak tidak masuk akalnya. Sambil berharap, engkau tak merasakan perubahan itu, walau kuyakin itu hal yang muskil. Tapi setidaknya aku mencoba..
Aku salah..dan aku tidak mau menambah rasa salahku dengan membiarkan kamu tahu rasaku Kay...
Ada cinta
Mekar tak dinyana
Saat sungging senyumnya
Runtuhkan dunia
Dan aku terbata
Menikmati rasanya....
MENGURAI MEMORI
Jumpa pertama
Ada yang berdetak
berdegup tak serempak
Ada yang berdesir
Rasa tak hendak kuusir
Saat kutatap sepasang mata
Manis berkejora
Sungging senyum malu
Dan hatikupun kelu
Tanpa kata
Rasaku bicara
Aku jatuh cinta
Di sua pertama
Selamat malam Kay..seperti kemarin, malam ini kau masih saja indah
dalam diammu. Tapi wajahmu tampak merona, tak pasi lagi. Mungkin mamamu
mengulas tipis bedak di ranum pipimu..atau ini tanda tanda kejaiban akan
kau jemput?? Ah, pasti aku akan jadi orang pertama yang paling bahagia
jika itu terjadi. Apa pun yang bisa membuatmu tersenyum lagi, begitu
sangat kunantikan.
Kay, tadi sore, dalam perjalanan ke sini,
aku melewati Menteng, dan aku melewati hotel di mana kita pertama kali
bertemu. Masih seperti 1,5 tahun lalu, teduh dan bersahaja. Dan tahukah
engkau Kay, dadaku berdesir kencang saat itu, kenangan demi kenangan
terburai...dan tanpa terasa, mataku membasah..kangen kamu Kay..
Kita berdua waktu itu dipanggil interview di sana, dan tanpa banyak
kata, segalanya tentangmu adalah kebahagiaan. Masih kuingat jelas,
sosokmu yang mungil, tidak cantik tapi murah senyum, menabur ketulusan
pada orang- orang yang baru kau kenal, termasuk aku. Dengan blus
berbunga kecil berwarna hijau muda dan kulot berwarna senada serta
jilbab setingkat lebih tua warnanya, kau nampak unik dan bikin
adem.Sambil menunggu pengumuman, kau asyik dengan sebuah buku di
tanganmu, kau bahkan tak bergeming saat aku lewat di depanmu dan
memperhatikan buku yang kau baca. Diam- diam aku memperhatikanmu dari
sudut pandangku, dan ahay..mungkin karena merasa diperhatikan, engkau
mendongak. Pandangan kita bertemu, tapi anehnya aku menangkap raut yang
agak ganjil di sana. Lebih tepatnya perpaduan antara terkejut, sedih dan
gembira sekaligus. Aku yang penasaran sontak bertanya" Ada yang salah
dengan saya dik...eh maaf, siapa namanya?"
" Aku Kaylila, panggil aku Kay, mmmm, tidak ada yang salah kok. Cuma, kamu mirip dengan almarhum abangku" katanya terbata.
" Oh ya?? kebetulan yang aneh ya...ups, namaku Saga Lazuardi, dan kau boleh memanggilku Saga" kataku menjawab penjelasannya.
Dan
itulah awal dari perkenalan kita Kay. Kita ternyata punya banyak
kesamaan, dari mulai hobby baca, makan apa pun yang enak dan kalau bisa
murah, menulis puisi juga mengisi TTS. Diterima di tempat kerja yang
sama, walau berbeda divisi, tidak malah menjauhkan kita Kay. Rasanya
selalu saja ada waktu, di sela- sela shift kita yang sering kali tak
berbarengan. Entah berpapasan di samping kantin, di tem[pat absen, mau
pun di parkiran. Merngobrol apa pun denganmu selalu menyenangkan Kay.
Engkau serasa menemukan figur kakak di diriku dan aku merasa punya adik
yang bisa diperhatikan.Saat- saat kita bisa off berbarengan, kita
memanfaatkannya untuk pergi ke tempat favorit kita, mencari buku- buku
bekas di Senen pas uang cekak atau seharian nongkrong di Gramedia
Matraman kalau habis gajian.Kalau pas aku off dan engkau tidak, aku
biasanya ke bengkel ayahmu, membantunya mengerjakan perbaikan- perbaikan
ringan atau menemaninya ngobrol tentang politik kita yang carut marut,
atau tentang prestasi olah raga kita yang nampaknya mati suri.Katamu,
aku bahkan sudah dianggap anak oleh beliau ya Kay, hehhe..Betul- betul
sebuah persaudaraan yang manis ya Kay...sampai pada suatu saat, aku
merasa ada yang salah dengan persaudaraan kita....
MENYAPA HENING
Malam melarut dalam diam, sunyi tak berkawan.
Sendiri, sepi dalam kebisuan yang sempurna. Ini malam yang kesekian
kalinya menunggumu Kay, menanti diam berubah jadi riuh dan ramai. Di
ruangan ini aku tak sendiri, ada mamamu yang berwajah kuyu, kelelahan
jiwa dan raga, mencoba untuk sebentar memejamkan mata, tapi nampaknya
usahanya tak mulus berhasil. Dan itu ditandai dengan perubahan posisi
badanny
Masih tentang rindu...
Rindu kita Kay, kuncup, mekar dan layu tak kenal musim. Dia bisa saja kuncup saat air menggenang dan matahari enggan datang, mekar saat kemarau sedang berjaya atau bahkan layu saat bunga lain sempurna cantik mengembang. Tapi apa pun ujudnya, selama masih ada cinta sebagai pupuknya, kuncup, mekar dan layu hanyalah bahasa alam..jadi, jangan pernah alpa menaburinya dengan cinta ya....
Terntang Hujan
Kalau kau bertanya padaku kenapa kusuka hujan...jawabnya pasti tak akan pernah selesai Kay....Bagiku hujan adalah puisi tak berbatas halaman, derasnya adalah tembang cinta, suara rintiknya adalah musik alam tanpa tandingan, aromanya saat menyentuh tanah adalah wangi semerbak kehidupan, ...dan menikmatinya bersamamu adalah anugrah tak terperika...bersediakah menemaniku mencanda hujan Kay??
Tentang Senja
Buat Kay...
Usah kau lara...
Di batas..
Kenangan dan kenyataan
kau berdiri meragu
Menatap nanar
Memendam perih
Ayolah..
Tentukan arah
Berdiri di tempat
Tak hasilkan apa- apa
Masih ada esok
Purnama..
Dan indahnya derai hujan.....
Yang bisa dinikmati sendirian....
Mengingatmu
Ingatanku
Tentangmu
Begitu
Kuat
Apakah
sekuat itu
ingatanmu
Padaku
Seandainya
semesta
menerjemahkan
kebisuanmu
jadi kata- kata..
Jumpa pertama
berdegup tak serempak
Ada yang berdesir
Rasa tak hendak kuusir
Saat kutatap sepasang mata
Manis berkejora
Sungging senyum malu
Tanpa kata
Rasaku bicara
Aku jatuh cinta
Di sua pertama
Kamu dan kenangan
Kamu adalah burai kenangan
Yang terjaga pada batas ingatan
Kadang terang nan benderang
Sering kali samar memudar
Tapi apa pun adanya
Tetaplah jadi kenangan
Jangan berjingkat maju
Atau beranjak pergi
Kamu adalah masa lalu
Yang tak kusesali
Tapi bukan masa depan
Yang kuangankan
Yang terjaga pada batas ingatan
Kadang terang nan benderang
Sering kali samar memudar
Tapi apa pun adanya
Tetaplah jadi kenangan
Jangan berjingkat maju
Atau beranjak pergi
Kamu adalah masa lalu
Yang tak kusesali
Tapi bukan masa depan
Yang kuangankan
Laki- laki Pendoa
Malam meluruh
Pada gulita yang meriuh
Engkau bersimpuh
Pada rubuh penuh seluruh
Sujudmu penuh
Doamu gemuruh
Dan ruhmu berlabuh
Pada Dia Sang Maha Utuh...
Kamu itu puisi
Pernahkah kukatakan padamu
Kamu menjelma puisi
Pada tiap gerikmu
Sapamu puisi
Angin menyapa kabut
Pandangmu puisi
Tajam menoreh rindu
Tulisanmu puisi
Kata sarat makna berhamburan
Doamu puisi
Simpuh demi simpuh yang tiada henti
Kamu dan puisi
Laksana jemari
Saling bertautan
Tak elok dipisahkan
Kamu menjelma puisi
Pada tiap gerikmu
Sapamu puisi
Pandangmu puisi
Tajam menoreh rindu
Tulisanmu puisi
Kata sarat makna berhamburan
Doamu puisi
Simpuh demi simpuh yang tiada henti
Kamu dan puisi
Laksana jemari
Saling bertautan
Tak elok dipisahkan
Terpesona
Pada pijar jingga
Di ujungnya senja
Ada bias merona
pada sungging senyumnya
Ini bukan yang pertama
Dan tak berharap jadi paripurna
Tapi kumerasa
Alangkah mudahnya ku terpesona
Pada senja
Pada senyumnya
juga kehadirannya...
Aku jatuh cinta
Dan semesta mengamininya
Bulan sabit bersampan..
Bulan sabit
Menghiasi langit
Membayangkan..
Laksana sampan
Mengarungi lautan awan...
Tentang Kita
Yang bercakap dalam diam
Berkirim puisi lewat pikiran
Dan bertukar kabar melalui kenangan
CINTA ITU....
Cinta itu..
Mendoakannya diam- diam
Dalam sujud- sujud panjang
Di ujungnya malam
Memohon sangat
Agar Allah berkenan
Menjaganya di jalan kebaikan
Dan menjauhkannya
Dari apa pun yang bernama ketidak- baikkan
Pada malam
Pada malam
Kurebahkan penat
Kukunyah kesal
Kuhempas keluh
Kuharap semuanya jadi purba
Dan pudar ditelan masa
Kamu..masa lalu
Sepenggal malam masih tersisa
Saat kutemukan sisa rindu di ujung jemari
Tapi, tak usahlah berbangga diri
Aku hanya tinggal menjentikkan jemari
Dan bulir rindu khan terbang tinggi
Ternyata tak sulit untuk menjauh darimu
Ku hanya perlu tambahkan takaran niat
Serta dosis keberanian
Dan ahay..
Kamu hanya masa lalu
Romansa Cinta
Cinta itu
Tegur sapa di ujung senja
Berbagi tawa dan tangis bahagia
Doa yang tak bernama
Peluk sayang bunda pada bayi mungilnya
Tatap nanar perempuan tua kehilangan belahan jiwa
Sesungging senyum penguat semangat
Memahami tanpa syarat...
Kunang- kunang..
Sepasang kunang- kunang di gulita malam
Pendar cahayanya hangatkan hati
Cinta boleh saja temaram
Tapi rindu tak pernah mati
Cukupkan...
Cinta..
Hanya sepenggal jarak dari benci
Perjumpaan
Tak berjauhan dari perpisahan
Kehilangan..
Bisa jadi awal dari menemukan
Jangan terlalu gembira
Usah berduka lama- lama
Cukupkan
Jangan berlebihan
Pada kata- kata
Pada kata- kata
Semua bermula
Menjelma puisi
Merona cerita
Pada kata- kata
Kita bertemu
Merangkai romansa
Bertukar cerita
Pada kata- kata
Ada rona tercipta
Ada rasa menggelora
Padamu
Pada kata- kata
Aku
Dan kamu
Jadi satu
Kata Siapa?
Kata siapa cinta khan luruh ditelan masa...
Yang ada adalah dia abadi dihati pencintanya....
Kata siapa rindu adalah masalah waktu...
Yang ada adalah keinginan untuk menjadikannya tak kenal waktu...
Kata siapa..Sayang bisa pada siapa saja...
Yang ada adalah keinginan kuat tuk mencari tuannya
Kata siapa aku masih memikirkannya...
Yang ada adalah keinginan untuk menyimpan namanya dalam2 di ujung harap...
Kata siapa........
SENJA SEPENUH CINTA
Tak pernah habis kata2 ku tuk melukiskan keindahan senja..Goresan
pena Rabbana pada semesta ..Senja adalah cinta..pada tiap
detiknya...saat Allah mematikan lentera mentari dan menggantikannya dgn
rona rembulan dan gemintang.
Tak ada warna langit seindah senja..Saat Allah begitu bermurah hati
menaburkan warna jingga di cakrawala..Dan pendar2 kehangatan itu
menenangkan..sekaligus menyemangati..
Tak ada pesona warna alam setara senja..dari terang menjadi gulita..dari terik menjadi teduh...dari terbit..perlahan tenggelam.
Tak ada saat yg dinanti sepenting senja..ketika sebagian besar
mahluk melabuhkan penatnya..pada sarang sarang hangat,rumah2 penuh
kasih...saat semesta bersepakat memberi jeda pada kuasa mentari..
Senja..adalah cinta...cintamu,cinta kita..cinta semesta..
Buat BAW..yang mengajariku arti bahagia
Biasanya,kita mengindentikkan kebahagiaan selalu berkorelasi
pada"aku"Kita bahagia jika....kita sehat,kita sukses,kita beruntung
dll.Tapi hari ini,saya menemukan sebuah pemahaman baru ttg
kebahagiaan,yakni saya bahagia jika org lain bahagia..
Di sebuah grup yang saya ikuti,setiap saatnya adalah berbagi
kebahagiaan.Karya2 yg diterbitkan,tulisan tulisan yang menang
lomba,berbagi kritik dan saran..juga kesiapan untuk menjadi bahu tempat
bersandar dan menangis. Siapapun kita,dimanapun level kita,selalu bisa
menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan..dan kuncinya adalah"CINTA"Karena
bukankah membuat org lain bahagia adalah perwujudannya.Saya bahagia buat
kesuksesan anggota2 lain...tanpa iri,tanpa dengki..tanpa
syahwasangka..dan itu indah sekali,.Percayalah..
(buat BAW,terima kasih tlah membuat Januari jadi istimewa)
Malam Dan Kenangan
Malam luruh dalam labirin kenangan
saat kau bisikkan
engkau milikku penuh
cintamu buatku utuh
saat itu
bagiku bisikmu adalah aroma surga
harum wangi melati
sarat janji tak terperi
dan kemudian
pada malam- malam yang lain
setelah malam itu usai
kusadari semuanya semu
kata- kata manismu
adalah obat yang tidak tepat
pada penyakit yang salah diagnosa
sama sekali tidak menyembuhkan
untuk tidak mengatakannya menyakitkan
kusadari kini
kata- katamu
rindumu
bahkan bayangmu
adalah tetap kenangan
tak bisa jadi hari ini
apalagi buat masa depan
biarlah
kamu tetap indah
dalam kenangan
kamu tetap cinta
tertinggal pada kenangan
kamu tetap bayangan
yang memudar...
demi kenangan
Meminjam ruhmu
Kamu..
Yang jatuh cinta pada puisiku
Bolehkah kupinjam ruhmu?
Berlembar kertasku..
Berakhir di tempat sampah
Ideku menguap
Hilang arah
Tak terjamah
Bersediakah?
JANJI SEMATI
Berharap aku menganyam jalanya
Agar saat dia bekerja
Ada lelahku bersamanya
Seorang laki- laki laut
Mohon agar aku pilih warna perahunya
Agar di mana pun dia berada
Kehangatan pilihan itu pacu semangatnya
Laki- laki laut itu bertanya..
Bersediakah ??
Dan heningpun jadi panjang
Namanya Juni, laki- laki berusia 30 tahunan.Tubuhnya sedang, liat dan kokoh. Kulitnya coklat gelap, terpanggang mentari garang. Rambutnya ikal, dengan beberapa bagian kusam memerah. Matanya hitam menikam dengan dagu belah dan hidung meruncing.Tampan secara keseluruhan. Dia cocok mewakili anekdot " Tuhan pasti sedang senang hati saat menciptakannya.Aku menjumpainya pertama kali di Sage, di sebuah pantai landai berpasir putih.di ujung Lombok. Perahunya yang berwarna terang penuh dengan tumpukan ikan segar sebesar kepalan tangan dan jala yang robek di sana sini.Di sampingnya berdiri seorang perempuan mungil berkerudung yang murah senyum dan berkulit terang dan bertahi lalat di ujung dagu, Ide namanya. Seorang perempuan yang kemudian kutahu adalah istri yang dinikahinya 3 tahun yang lalu dan sekarang sedang mengandung tua, buah cinta mereka.
Sekilas lihat, aku melihat hubungan di antara mereka sungguh istimewa.Tatap dan pendar bahagia selalu terpancar dari mereka berdua.Sekali- kali, ujung tangan Juni membelai lembut puncak kepaka Ide, atau pun mengusap pelan perut buncitnya.Sementara pada saat yang lain, aku juga memergoki Ide memandang dengan tatapan memuja pada suaminya.' Kami adalah separuh dari masing- masing" kata Juni" Allah menciptakan kami berbarengan untuk disatukan dan tidak dipisahkan, oleh maut sekalipun".Ide tersenyum manis, menandakan dia mengamini kata- kata suaminya.Aku pun ikut tersenyum dan merasakan energi positif yang terpancar dari kemesraan mereka. Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri, namaku Kay, seorang penulis yang sedang " jatuh cinta" pada keindahan Lombok, dan berniat menjadikan daerah ini latar belakang novel terbaruku.
Di kesempatan lain, aku mengunjungi kediaman sederhana mereka, sebuah rumah bata tanpa polesan yang di halamannya rimbun oleh rumpun bugenvil aneka warna. Saat itu Juni sedang melaut dan aku mengobrol dengan Ide, sebuah percakapan antar perempuan yang menyadarkanku betapa rumah ini penuh cinta. Ditemani segelas teh hangat dan beberapa potong singkong rebus, Ide yang siang itu tampak manis dengan baju terusan bunga- bunga berwarna biru muda dan kerudung senada, mulai bercerita tentang kedekatan antara dia dan suaminya. " Juni selalu melibatkan saya dalam hampir semua kegiatannya mbak,bahkan untuk hal- hal yang seharusnya bisa dia kerjakan sendiri" katanya tanpa nada mengeluh sedikit pun. " Dan ternyata saya menyukainya sangat. Kerena disamping bisa menekan pengeluaran,saya merasa kehadiran saya selalu membersamainya setiap waktu".Ide lalu memberikan contoh tentang pernyataannya itu. Seringkali suaminya memintanya untuk membantu menisik jalanya, bukan karena dia tidak mampu melakukannya, tapi semata- mata karena dia merasa, lewat jala yang tiap saat digunakannya, dia merasakan kehadiran istrinya. Di kesempatan lain, dia meminta Ide untuk memilih warna perahunya sesuai warna kesayangannya, agar dia merasa wujud pengabdian istrinya menemani perjalanannya mencari nafkah.Sungguh suatu cara yang unik untuk menunjukkan kasih sayang satu sama lain bukan?.
Setelah obrolan seru kami tersebut, kami maasih sering berhubungan lewat telepon. Saling menanyakan kabar atau Ide bercerita tentang masa kelahiran bayinya yang kian dekat dan rasa pegal yang makin sering datang. Tapi ada suatu masa di mana aku kehilangan kontak, karena harus melakukan riset untuk calon novelku yang lain, di suatu daerah miskin signal di tengah rimba Kalimantan. Deadline yang mepet dan kesibukan yang lumayan ribet, sejenak membuatku melupakan keluarga muda sahabatku tersbut.
Sekembalinya di Jakarta, aku mengecek ponselku dan mendapati beberapa miscall dari nomor yang tidak kukenal, tapi berkode area yang sama dengan nomor ponsel Ide.Aku cek tanggalnya, dan itu hari yang sama saat aku mulai menjelajah Kalimantan, seminggu yang lalu. Merasa ada yang tidak beres dengan panggilan tersebut, aku segera menelepon balik. Telepon diangkat dan ada suara seorang laki- laki di ujung sana. Namanya Fatah, sepupu Ide dari pihak ibu.Tanpa banyak basa- basi, Fatah mengabarkan sebuah berita yang amat sangat buruk. Aku kehilangan Ide, Juni dan anak mereka sekaligus seminggu yang lalu.Tanpa pikir panjang, sambil menahan rasa sesak dan kehilangan, aku segera pergi ke bandara dan mencari pesawat pertama yang akan membawaku kembali ke Lombok, yang sayangnya bukan sebuah kunjungan kegembiraan.
Dan di sinilah sekarang aku berada, di sebuah pemakaman kecil, di antara pusara Ide, suami dan anaknya.Aku tak dapat menahan isakku...Aku merasa sangat kehilangan saat itu. Aku juga menyesal, karena tidak mendengar kabar itu lebih cepat. Taburan melati di gundukan tanah itu sudah mulai mengering, tapi aku merasa mencium aroma wangi melati segar di situ.Kutaruh beberapa batang bunga Sedap malam yang sempat kubeli dalam perjalanan dari bandara, sambil terus mengusap bulir air mata yang tak berhenti menetes.Aku kangen mereka.
Setelah melihatku agak tenang, Fatah yang menemaniku, mencoba menceritakan kronologis peristiwa yang menyebabkan kepergian keluarga muda itu.Tepat sepuluh hari yang lalu, Juni dan Ide terlibat dalam sebuah pertengkaran kecil, karena Juni hendak melaut di saat Ide sedang menanti saat- saat kelahiran putra mereka
" Kakak, tak usahlah melaut. Bisa jadi besok bayi kita akan lahir, dan kakak berjanji akan menungguiku dan mendampingiku menyambut bayi kita" kata Ide setengah merajuk.
" Tapi tangkapan sedang banyak- banyak dik" kata Juni bersemangat" Lumayan buat menambah uang buat biaya persalinan esok. Aku janji akan pulang besok dan menemanimu mengucapkan selamat datang buat bayi kita"
Dan Ide tahu, Juni bukan orang yang mudah dibujuk. Akhirnya dia mengikhlaskan suaminya pergi. Sebelum berangkat melaut, Juni mengelus lembut perut istrinya yang membuncit dan mengecup keningnya mesra. Ide melepaskan kepergian suaminya dengan rangkuman doa dan mata berkaca- kaca.
Keesokan harinya, saat mulas semakin kerap datang dengan interval yang semakin pendek, Juni belum juga datang. Ide mondar - mandir sambil mengerenyit menahan sakit. Sampai kemudian sebuah berita yang tak ingin didengar datang. Teman- teman nelayannya pulang tanpa Juni, yang menurut mereka hilang ditelan gelombang besar. Teman- temannya sudah berusaha keras mencari, tapi tak ada jejak yang tertinggal....Berita buruk itu begitu memukul perasaan Ide. Tiba- tiba ada rembesan darah di kakinya. Keluarganya segera membawanya ke rumah sakit terdekat saat itu juga. Dan ternyata Allah lebih menyayanginya. Akibat shock yang dideritanya, Ide mengalami pendarahan hebat, sehingga harus dilaksanakan operasi untuk kehamilannya.Operasi itu tak berjalan lancar dan Ide pergi bersama bayi yang dilahirkannya, seorang putri cantik yang rencananya diberi nama Kayana, seperti namaku.
Di hari berikutnya, saat keluarga sedang menytiapkan penguburannya, sebuah kabar tentang ditemukannya sesosok mayat di tepi pantai datang. Sosok yang kemudian dikenal sebagai Juni.Dan akhirnya pemakaman mereka bertiga dilaksanakan secara bersamaan.Menetes air mataku mendengar penuturan Fatah. Masih terbayang senda gurau mereka, keakraban yang manis dan apa adanya, juga cinta yang tak pernah mereka sembunyikan.Dan ternyata, Allah mengijinkan mereka untuk meninggal di saat yang hampir bersamaan, walau dengan sebab yang berbeda, sesuai dengan kata- kata Juni tempo hari. Bagi mereka, janji hidup terasa tak cukup. Dan janji mati yang mereka ikrarkan, Allah kabulkan. Lombok tanpa keluarga mereka tak pernah sama lagi...aku berjalan, menyusur sepi......
Laki- laki Laut 2
Laki- laki laut
Langkahnya pantang surut
Mencanda kabut
Ment
ntang maut
Laki- laki laut
Memacu jukut
Mengarungi takut
Menghadang carut
Laki- laki laut
Kabut
Takut
Maut
Sepotong Rindu
Sepotong rindu
Tertinggal di tebing waktu
Aku termangu
Tatapmu malu
Sepotong rindu
Menatap sayu
Aku terpaku
Senyummu biru
Sepotong rindu
Berkisah merdu
Engkau tersipu
Lidahku kelu
a
Tak Ingin Kau Pergi
Kamu telah pergi
Dan kau masih sibuk
Menyusun beribu alasan
Agar kau tetap tinggal
Betapa cinta
Seringkali menghilangkan akal sehat
Menyuka Senja
Kusuka senja
Karena ia jingga
Kusuka senja
Karena semesta luruh dalam gelimang cahaya
Kusuka senja
Karena seusainya
Ada malam bertabur rona mempesona
Kusuka senja
Karena dia dan kamu adalah soneta
Hitungan Hati
Kita menghitung bintang
Dari 2 tempat yang berbeda
Dan ternyata
Jumlah hitungan kita sama
Kau tanya, kenapa bisa?
Aku jawab..
Karena hati kita yang menghitungnya
Dan tak pernah ada yang salah
Dengan hitungan hati bukan?
Rindumu Satu
Saat kutanya
Ada berapa rindumu
Cuma satu, jawabmu
Dia ada dari subuh ke subuh
Dari senja ke senja
Dari purnama ke purnama berikutnya
Dan tiba- tiba
Aku mati rasa
Kehabisan kata- kata
Tanpa Judul
Aku
Kamu
Dan kenangan
Sepanjang perjalanan waktu
Buram
Samar
Nyaris purna
Tanpa rupa
Pada Jarak
Pada jarak...
Terikat bulir- bulir rindu
Pada jarak...
Ada banyak waktu tuk pikirkanmu
Pada jarak..
Ridu dan kamu bertemu
Pada Jarak
Pada jarak
Terikat bulir- bulir rindu
Pada jarak
Kupunya waktu tuk memikirkanmu
Pada jarak
Aku dan kamu bertemu
Pada jarak
Kita berharap satu
Di Beranda Kita
Di beranda kita
Kunikmati sepotong senja
Pada hangatnya binar matamu
Di beranda kita
Kubagi rahasia denganmu
Tentang mimpi dan indahnya bianglala
Di beranda kita
Kusunting rindu yang kau punya
Kujadikan hiasan di sudut jiwa
Di beranda kita
Kuhanya bisa berandai andai
Menantimu yang masih maya
Kemasan Kasihku
Kasihku
Kukemas dalam banyak potongan
Kuberi engkau satu persatu
Agar kau merasa cukup
Tak berlebihan
Juga kekurangan
Karena kecukupan
Adalah sebaik- baik takaran
Ya Rabbana
Ya Rabbana
Kau ruahkan berjuta nikmat
Tanpa pernah khianat
Sementara kami masih berkutat
Dengan dosa yang sarat
Ya Rabbana
Kau janjikan lautan ampunan
Tak berkesudahan
Semetara kami masih ringan
Berbuat kedzoliman
Ya Rabbana
Kau tawarkan jalan terang
Tanpa pialang
Sementara kami masih girang
Berlaku curang
Ya Rabbana
Ijinkan kami menujuMu
Walau langkah masih semu
Dan rasa kadang jemu
Karena hanyaMu
Segala baik dan benar tertuju
Mengeja Cinta
Mengeja cinta itu..
Sungguh sederhana
Menyayanginya
Mendoakannya
Dan membuatnya bahagia
Itu saja...
Tentang Rindu
Rindu itu
Bisa jadi kenangan
Atau jadi harapan
Tapi buatku
Rindu itu kamu
Tak berbatas waktu
Selamanya
KUNANG KUNANG DAN KAMU
Menari di matangnya malam.
Cahayanya berpendar temaram.
Gelap jadi sedikit terang.
Andai kau ada,
...
MEMBINCANG HUJAN
Malam,dalam rinai gerimis.
Rindupun berhamburan dalam ruang hati.
Seandainya kau ada disini,
Akan kusajikan secangkir kopi terenak.
Yang kuhidangkan sepenuh sayang.
...
KUNANG KUNANG
TANPAMU